Dalam berkendara, ada kalanya pengemudi perlu memperlambat laju kendaraan secara bertahap tanpa mengandalkan rem utama.
Salah satu teknik yang digunakan untuk hal ini adalah engine brake. Pengertian dari engine brake adalah proses mengurangi kecepatan kendaraan dengan memanfaatkan hambatan yang dihasilkan oleh mesin ketika pengemudi melepas pedal gas, sementara posisi gigi tetap aktif.
Teknik ini tidak menggunakan sistem pengereman konvensional, tetapi memanfaatkan mekanisme kerja mesin untuk memperlambat laju kendaraan.
Pengertian Engine Brake
Engine brake bukanlah fitur tambahan pada kendaraan, melainkan hasil dari mekanisme kerja mesin itu sendiri.
Saat pedal gas dilepas, pasokan bahan bakar ke ruang bakar mesin dikurangi atau bahkan dihentikan.
Namun, roda kendaraan masih berputar dan terus menggerakkan mesin melalui transmisi. Karena mesin tidak lagi menghasilkan tenaga, tetapi tetap berputar karena dorongan dari roda, muncullah tekanan balik dari dalam mesin.
Tekanan inilah yang menyebabkan kendaraan melambat, seolah-olah sedang direm secara alami.
Efek perlambatan ini bisa diperkuat dengan menurunkan gigi ke posisi yang lebih rendah.
Semakin rendah gigi yang digunakan, semakin besar hambatan dari mesin yang dirasakan oleh roda, sehingga laju kendaraan berkurang lebih cepat.
Inilah alasan mengapa engine brake sangat efektif digunakan saat melewati jalan menurun atau ketika ingin memperlambat kendaraan tanpa membuat rem menjadi panas akibat penggunaan berlebihan.
Pada mobil manual, Anda bisa mengatur sendiri kapan dan seberapa jauh gigi diturunkan untuk menghasilkan efek engine brake yang diinginkan.
Sedangkan pada mobil otomatis, meskipun perpindahan gigi dilakukan secara otomatis oleh sistem, Anda tetap bisa mengatur posisi tuas transmisi ke mode gigi rendah seperti “L” atau “2” untuk memaksimalkan perlambatan dari mesin.
Cara Kerja Engine Brake
Untuk memahami cara kerjanya secara sederhana, bayangkan saja kendaraan yang sedang melaju di jalan turunan.
Saat Anda melepas pedal gas, mesin berhenti menerima pasokan bahan bakar, namun roda tetap bergerak dan memutar poros engkol mesin.
Karena mesin tetap terhubung ke roda melalui transmisi, gerakan roda diperlambat oleh resistansi dari dalam mesin.
Semakin besar tekanan kompresi di dalam mesin, semakin besar pula gaya tahan yang ditimbulkan terhadap gerakan roda.
Pada mobil manual, teknik ini lebih mudah dikendalikan karena Anda dapat langsung menurunkan gigi satu per satu sesuai kebutuhan. Misalnya, dari gigi 4 ke 3, lalu ke 2. Hal ini harus dilakukan secara bertahap agar putaran mesin (RPM) tidak melonjak secara tiba-tiba.
Jika dilakukan dengan hati-hati, kendaraan akan melambat secara stabil tanpa perlu menyentuh pedal rem.
Di sisi lain, mobil dengan transmisi otomatis tetap dapat memanfaatkan engine brake dengan memindahkan tuas ke posisi gigi rendah.
Beberapa mobil otomatis juga memiliki mode manual atau paddle shift yang memungkinkan pengemudi memilih gigi secara langsung.
Dengan memilih gigi yang lebih rendah, sistem transmisi akan menahan laju kendaraan menggunakan prinsip yang sama dengan mobil manual.
Teknik ini bekerja paling efektif saat digunakan dengan perhitungan yang tepat, misalnya di jalan yang curam, licin, atau saat membawa muatan berat.
Mengandalkan engine brake dapat membantu kendaraan tetap stabil dan terkendali, terutama ketika sistem rem mungkin tidak cukup kuat untuk menahan beban secara terus-menerus.
Nah, dengan memahami cara kerja dan penerapan engine brake, Anda bisa mengemudi lebih aman dan efisien.
Teknik ini bukan hanya membantu memperlambat kendaraan, tetapi juga mengurangi risiko rem panas berlebih, serta memberi Anda kontrol lebih baik saat menghadapi kondisi jalan yang menantang.
Jadi, tidak ada salahnya jika Anda mulai membiasakan diri menggunakan engine brake dalam situasi yang tepat agar Anda mendapat pengalaman berkendara yang lebih nyaman dan aman.