Kreativitas Alvira Oktaviani, Pelestari Kain Lantung Bengkulu

Indonesia memiliki ragam warisan budaya yang begitu memukau. Salah satunya diwujudkan dalam bentuk kain adat dari berbagai daerah, seperti kain lantung dari Bengkulu.

Tanpa adanya peran dari seorang wanita bernama Alvira Oktaviani, mungkin kain lantung ini sudah semakin dilupakan oleh masyarakat di Indonesia.

Namun berkat kiprahnya, kini kain lantung semakin lestari dan dikenal banyak orang.

Contents

Sosok Alvira Oktaviani

Alvira Oktaviani merupakan penerima SATU Indonesia Awards 2022 untuk kategori Kewirausahaan.

Ia mencetuskan sebuah program bernama Pelestari Kain Lantung Bengkulu. Melalui program ini ia telah memberi banyak perubahan yang membuat kain lantung dari Bengkulu jadi semakin populer dan dilirik oleh banyak orang.

Alvira tergerak menjalankan program ini karena kecintaannya pada dunia fashion dan seni.

Ia juga tertarik untuk menekuni dunia wirausaha dan memutuskan untuk belajar teknik ecoprint. Bahkan sejak tahun 2018 lalu Alvira telah mendirikan Semilir Ecoprint yang tujuannya untuk memperkenalkan fashion ramah lingkungan kepada publik.

Pesona Kain Lantung

Kain lantung merupakan jenis kain yang terbuat dari kulit kayu lantung. Jenis kain ini dibuat pertama kali pada tahun 1943 di tengah masa penjajahan Jepang.

Kain ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bengkulu yang pada saat itu tidak bisa membeli kain untuk membuat pakaian.

Melalui proses yang panjang kulit kayu lantung ini akhirnya bisa dijadikan kain untuk dibuat menjadi pakaian layak. Ciri khas dan keindahan kain lantung ternyata menarik perhatian Alvira.

Wanita asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini ternyata tertarik untuk mendalami kain lantung.

Menurutnya, serat alami dari kain lantung ini memiliki kemampuan menyerap warna dengan sangat baik. Itulah mengapa yang membuatnya mudah untuk diolah dan dijadikan beragam jenis produk fashion.

Mengubah Kain Lantung Jadi Komoditas yang Bernilai Tinggi

Alvira kemudian memanfaatkan potensi yang ada pada kain lantung ini agar semakin populer dan lestari. Bahkan Alvira melakukan pengolahan pada kain tersebut agar harga jualnya bisa semakin tinggi.

Teknik ecoprint menjadi pilihan bagi Alvira karena dirinya memang punya ketertarikan dalam bidang tersebut.

Ecoprint itu sendiri merupakan teknik pewarnaan kain menggunakan warna-warna daun asli. Kain lantung dianggap sebagai media yang bisa menyerap warna-warna tersebut secara optimal.

Memang benar, hasil ecoprint pada kain lantung jauh lebih efektif dan bisa memberikan gambaran serta warna yang jelas.

Ecoprint menjadi fokus bagi Alvira karena bisa meningkatkan nilai estetika pada kain lantung. Ditambah lagi teknik ecoprint ini termasuk ramah lingkungan.

Jadi sangat sesuai dengan visi dan misi Alvira dalam membangun industri fashion yang tidak merusak lingkungan di sekitarnya.

Produksi Ecoprint Kain Lantung dengan Memberdayakan Kaum Wanita

Alvira tidak sendirian dalam usahanya melestarikan kain lantung dengan teknik ecoprint.

Ia merekrut lebih dari 10 ibu rumah tangga yang berdomisili di area tempat tinggalnya. Ini menjadi salah satu bentuk kontribusi Alvira dalam mengembangkan perekonomian kreatif di tengah masyarakat.

Bersama tim yang ia bentuk, Alvira telah memproduksi begitu banyak lembaran ecoprint dari kain lantung. Ini menjadi salah satu bentuk aksi nyata Alvira dalam mendorong popularitas kain lantung.

Tidak hanya itu, melalui proses ecoprint ini Alvira juga telah meningkatkan harga jual kain lantung jadi lebih tinggi lagi.

Tidak hanya mengajak masyarakat di sekitarnya untuk ikut memproduksi ecoprint kain lantung, Alvira juga membagikan ilmunya ini kepada lebih banyak orang.

Ia mengadakan pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti oleh masyarakat luas. Pelatihan ecoprint ini digelar untuk menumbuhkan minat berwirausaha agar perekonomian desa semakin meningkat.

Mari Lanjutkan Perjuangan Alvira!

Apa yang dilakukan oleh Alvira ini menjadi contoh bagi kita semua untuk terus melestarikan warisan budaya di Indonesia.

Tanpa adanya kontribusi dari Alvira, kain lantung mungkin semakin dilupakan. Tentu jalan Alvira dalam melestarikan kain lantung lewat teknik ecoprint ini tidaklah mudah.

Hanya saja Alvira tidak kenal menyerah dan selalu fokus pada tujuannya. Mari lanjutkan semangat Alvira Oktaviani dalam melestarikan budaya sekaligus warisan tanah air.

Mulai dari mengenali kebudayaan dan warisan tradisi yang ada. Kenali seperti apa potensi yang dimiliki dan berdayakan diri untuk bisa melestarikannya.

Tinggalkan komentar

Do not miss this experience!

Ask us any questions