Nama Anies Baswedan sebagai tokoh politik semakin dikenal. Mantan gubernur DKI ini akan maju sebagai kandidat presiden dari tiga partai yang berkoalisi mengusungnya.
Ketiganya adalah: Demokrat, NasDem dan PKS. Tanggal 30 Mei lalu di Jakarta Selatan Anies mengungkapkan banyak banyak aspirasi yang masuk berkaitan dengan kekhawatiran pelaksanaan pemilu.
Hal ini berawal dari pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi yang akan tidak netral dan cawe-cawe dengan urusan kenegaraan dan kebangsaan.
Ini ditanggapi banyak pihak sebagai bentuk intervensi terhadap proses pemilu yang akan datang.
Demokrasi Memastikan Masa Depan Bangsa
Berkaitan dengan proses demokrasi yang akan berlangsung dan pernyataan presiden untuk cawe-cawe mendatangkan banyak kekhawatiran.
Ada pihak yang khawatir partai-partai akan diperlakukan tidak fair. Begitu juga dengan caleg dan capres. Selain itu muncul juga kekhawatiran adanya penjegalan, kriminalitas, dan ketidaknetralan pelaksanaan pemilu mendatang.
Kekhawatiran ini sebenarnya merupakan respon masyarakat terhadap situasi yang sedang terjadi.
Menanggapi hal ini Anies menyampaikan bahwa harapannya pemilu di tahun 2024 mendatang dapat berjalan dengan lancar, sesuai dengan prinsip demokrasi yang jujur dan adil.
Anies menambahkan bahwa pihaknya meyakini semua mempunyai hak yang sama dalam pemilu, boleh mencalonkan dan berkampanye.
Menurut Anies, partai-partai mempunyai hak untuk memilih kandidat calon presiden, calon presiden juga mempunyai hak untuk maju dan dipilih.
Jangan sampai hak ini tidak bisa dimanfaatkan dan pesta demokrasi. Harapan Anies semua menggunakan hak pilihnya untuk menentukan wakil dan nasib bangsa di masa mendatang.
Pesta demokrasi merupakan langkah untuk memajukan bangsa secara bertahap sehingga harus dilaksanakan dengan netral, fair dan adil.
Tidak boleh ada intimidasi dan intervensi dalam menggunakan hak politik tersebut.
Tanggapan Mengenai Sikap tidak Netral Presiden
Mengenai sikap tidak netral presiden, secara tidak langsung Anies menyayangkan hal tersebut.
Seharusnya pemerintah mendukung jalannya demokrasi yang adil bebas sesuai hak masing-masing warga negara. Hal ini terbukti langsung memicu banyak reaksi, seperti rasa kekhawatiran akan jalannya proses pemilihan di tahun depan.
Namun dengan rasa optimis Anies berharap, meski banyak kekhawatiran, proses demokrasi dan pemilihan berjalan seperti biasa. “Semoga kekhawatiran tersebut tidak menjadi kenyataan dan pemilu berjalan seperti harapan,” begitu ungkap mantan gubernur DKI ini.
Pemilu 2024 sebagai Ajang Unjuk Gagasan dan Rekam Jejak
Berkaitan dengan pemilu yang sebentar lagi akan berlangsung, dimana Anies Baswedan akan terlibat langsung sebagai salah satu kandidat presiden, pesta demokrasi tersebut akan menjadi untuk gagasan dan rekam jejak.
Sebagai orang yang pernah berada di pemerintahan, rekam jejak Anies sangat mudah untuk diketahui.
Ketika menjabat sebagai gubernur DKI, banyak program kerja yang sukses dijalankan. Upah buruh naik cukup signifikan, bahkan lebih tinggi dari tuntutan Serikat Pekerja.
Adanya kartu Pra Kerja juga sangat membantu bagi usia produktif yang membutuhkan keterampilan sehingga mudah terserap oleh perusahaan atau unit usaha.
Untuk kesehatan, bukan hanya menambah fasilitas, tetapi juga meningkatkan pelayanan yang sebelumnya sudah ada. Dalam sektor pendidikan dan transportasi juga tidak kalah mendapat perhatian.
Sekolah-sekolah terus ditambah, baik jumlah maupun fasilitas dan kualitasnya. Untuk transportasi umum, jumlah dan kenyamanannya juga terus ditingkatkan sehingga semakin banyak yang menggunakannya.
Apa yang dilakukan Anies Baswedan selama menjabat sebagai gubernur tersebut benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat Jakarta. Bahkan progress pembangunan tersebut dampaknya masih bisa dinikmati oleh masyarakat meski Anies sudah tidak lagi menjabat sebagai gubernur di ibu kota.